Jumat, 20 Agustus 2010
Kelompok Wanita Katolik cabang Paroki St Yosef Mejasem Berziarah ke Gua Maria “ Kerep “ Ambarawa
Wanita Katolik menggeliat, barangkali bisa diungkapkan demikian, karena diusianya yang relatif masih muda karena baru setahun yang lalu diresmikan dan dilantik kepengurusannya oleh Kelompok Wanita Katolik Keuskupan Purwokerto, namun dari sepak terjangnya Kelompok WK Paroki St Yosef Mejasem Tegal ini patut diacungi jempol. Selain berperan aktif dalam pelayanan liturgi di gereja, dari sebagai petugas misa, petugas koor, kelompok ini juga mengidupkan kantin paroki yang setiap hari minggu mangkal didepan gereja, eh...tapi jangan apriori dulu lho, kantin ini akan buka dan digelar setelah misa selesai, jadi selama misa tidak ada aktifitas seputar kantin. ( Jangan jadikan rumah bapaKu sebagai tempat berjualan )Aneka ragam dagangan yanga disajikan dari bakso, sop ayam dan makroni, sampai sayur lodeh dan sambal goreng, pokoknya ditanggung pepak. Keberadaan Kantin ini juga diterima baik oleh semua warga karena dengan adanya kantin ini akan sangat membantu bagi keluarga – keluarga yang sejak pagi belum mempersiapkan sarapan, atau minimal untuk tambahan lauk santap siang keluarga, karena mungkin juga banyak keluarga yang setiap hari minggu akan refreshing, artinya jalan – jalan atau wisata ke mana gitu, sehingga tidak sempat masak. Nah masakan di kantin ini akan sangat membantu. Keuntungan dari kantin ini bisa menopang kas WK . Penjaga kantin pun dibagi perwilayah, sehingga siapa saja yang mengaku diri katolik, ya wajib ikut handarbeni WK dan kegiatan – kegiatannya. Kegiatan bulanan juga tetap diadakan yaitu pertemuan rutin yang diisi dengan arisan dan pengisian ( bukan pengajian atau pengisian ilmu – ilmu ghoib lho ) Bidang – bidang yang mengisi kegiatan juga dibagi – bagi sehingga manfaatnya bisa bervariasi dan berguna, ada yang demo masak, ada yang menampilkan kesehatan, penggunaan tabung gas yang aman dan nyaman, dan masih banyak lagi, pokoknya bila para ibu yang bergabung dalam WK ini ketemu, pasti ramai dan gayeng, tak kalah dengan kelompok Jum’at Kliwonnya pak Hadi.
Pada hari Minggu, tanggal 15 Agustus 2010 yang lalu bertepatan dengan Hari Raya St Maria diangkat ke Surga, kelompok WK St Yosef Mengadakan Ziarah ke Gua Kerep Ambarawa. Acara ziarah ini juga diisi dengan pertemuan bulanan sekaligus ziarah ke makam Ibu Maria Soelastri Soejadi Darmoseputro pendiri WKRI yang wafat pada tanggal 8 September 1975.
Berangkat dari Gereja St Yosef Mejasem pk 05.00 pagi dengan bus Dewi Sri ke Gua Kerep Ambarawa diikuti oleh ± 50 peserta. Sampai di Gua Kerep jam 10 an, setelah istirahat sejenak dilanjtkan dengan acara liturgi : Doa jalan salib dan dilanjutkan dengan doa pribadi di depan Gua Maria. Suasana Gua Kerep hari itu sangat ramai karena bersamaan pada malam harinya akan dilaksanakan Misa Kudus hari Raya Maria diangkat ke Surga. Sungguh suatu kesempatan yang baik seandainya kelompok WK bisa ikut dalam misa ini, namun kembali bahwa mereka terbatas waktu. Acara setelah ziarah dilanjutkan pertemuan rutin di rumah ortu ib Sofyan, sambil sekalian para ibu memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke musium kereta api Ambarawa sambil menjeng sana sini dan jeprat jeprit , wah asyik juga lho. Sedianya perjalanan akan dilanjutkan ke Bandungan, namun karena satu dan lain hal terpaksa dibatalkan, (katanya sih “ Kesuwen olihe nunggu nggoreng tahu, wah – wah, wong tukang gorengnya satu, yang pesen wong seket, tiap orang minimal pesen 20 tahu, jadi si ibu tadi harus nggoreng 10.000 tahu, capek dech lagian pesenne ora nganggo ‘suwe’ repot juga ya), akhirnya diputuskan untuk langsung pulang, tapi mampir bentar di Pandanaran, maklum yang berangkat ibu, bapak dan anak di rumah, pasti dan ngasih catatan – catatan : jolali yo bandenge, lompiane, tahu petise, mocine dan macem – macem .
Pukul 10.00 malam lebih, rombongan tiba di pelataran gereja St Yosef Mejasem. Disana sudah menunggu para bapak yang setia menyambut sang istri pulang dari ziarah membawa berkah, hadiah dan oleh – oleh .
Pengalaman yang bisa dipetik dalam kegiatan ini adalah :
1. Adanya jiwa kekeluargaan yang tulus diantara anggota WK
2. Solidnya persatuan para Ibu dalam menghidupkan organisasi
3. Yang jelas, sekali – kali boleh donk ibunya yang refreshing, menghibur diri, sejenak melepas kepenatan dengan rutinitas dapur, kerja harian mengurusi rumah tangga, dan sedikit terbebas dari kerewelan anak.
Sebagai penutup peziarahan ini marilah kita berdoa :
“ Doa kepada Santa Perawan Maria Yang terkandung tanpa noda “
Ya Santa Perawan Maria yang bersih tanpa noda dosa, Bunda yang penuh rahmat, engkaulah Bunda PuteraMu yang tak berdosa, Tuhan semesta alam yang maha kuasa, engkau yang maha kuasa dan serentak suci, harapan mereka yang putus asa dan kaum pendosa, kami mengidungkan madah pujian bagiMu. Kami menyembahMu, sebagai yang penuh rahmat, engkau yang melahirkan Allah – manusia; kami semua bersembah sujud di hadapanMu; kami memohon kepadaMu dan memohon dengan sangat bantuanMu. Tolonglah segera kami ini ya Santa Perawan Maria yang suci dan tak bernoda dari setiap kebutuhan yang menekan kami dari semua pencobaan si jahat. Jadilah pengantara kami dan pembela kami pada saat kami menyongsong kematian dan saat kami menghadap panggilan atas diri kami; bebaskanlah kami dari api yang tak kunjung padam dan dari kegelapan ; buatlah kami pantas demi kemuliaan PuteraMu ya Santa Perawan Maria,Bunda yang amat pengasih. Engkau sungguh satu – satunya harapan kami yang paling kami andalkan dan yang suci di hadapan Allah, kepadamulah hormat dan kemuliaan, keagungan dan kekuasaan, dari segala masa sampai selama – lamanya . Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar